Pendidikan adalah salah satu sektor penting dalam sebuah negara dan guru adalah ujung tombaknya. Kompetensi guru harus bertumbuh dari waktu ke waktu dan tentunya mengikuti perkembangan zaman. Guru abad 21 membutuhkan kompetensi yang lebih kompleks dibandingkan dengan guru di era lalu yang sebatas membacakan teks buku dan menuliskannya di papan tulis. Ada beberapa skill yang harus guru kuasai untuk mendapatkan predikat sebagai guru abad 21. Apalagi kondisi pandemi menghadapkan para guru untuk bertransformasi dalam teknik pengajaran, dari yang awalnya offline menjadi online (sekolah jarak jauh). Profesi guru diharuskan beradaptasi secara cepat untuk menyelamatkan fungsi sekolah tatap muka yang tumbang karena covid -19. Tidak mudah tapi harus dillakukan. Koco schools merupakan platform yang mampu menjembati jet lag yang dialami guru di masa pandemi. Merupakan platform manajemen pembelajaran terintegrasi untuk mempermudah guru mengajar dengan otomatisasi digital. Dengan adanya platform mengajar tersebut, memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya di masa daring seperti ini.
Sekolah
Jarak Jauh yang terjadi selama pandemic ini, menurut survei KPAI tahun 2020 80
% tidak terjadi interaksi hanya memberi dan menagih tugas. Kelas online yang
dinamis dan penuh interaktif pasti jadi dambaan banyak pihak. Interaksi dalam kelas online adalah hal yang
penting. Untuk mendukung adanya interaksi yang dinamis dalam kelas, salah satu
skill yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan komunikasi (public
speaking). Mengingat dalam proses mengajar adanya kegiatan penyampaian
informasi. Apalagi untuk guru – guru muda yang baru pertama kali mengajar, kemampuan ini harus dilakukan, agar materi
tersampaikan secara optimal.
Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang mampu membuat audiens memahami apa yang
disampaikan oleh pemateri. Ada 3 dasar dalam public speaking yaitu
1.
Kelola Diri
Dalam
mengelola diri, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu Visual (bagaimana
anda terlihat saat berbicara), Vocal (bagaimana intonasi anda), dan Verbal
(bagaimana penggunaan kata-kata anda).
a.
Visual
Penampilan guru dalam mengajar mempengaruhi minat siswa dalam mengikuti kelas. Penampilan di sini selain memakai pakaian yang sopan rapi dan nyaman, juga dapat diartikan dengan bahasa tubuh. Bahasa tubuh yang diwujudkan dalam bentuk postur (posisi tubuh secara keseluruhan) gesture (gerakan tubuh) dan ekspresi (mimik muka). Dalam keadaan duduk atau berdiri, haruslah tegap. Dapat ditambahkan gerakan tangan ketika memaparkan materi, dan ekpresi wajah mendukung dalam penyampaian materi, bisa dilatih di depan cermin sambil mengucapkan kata – kata.
b.
Vocal
Cara
berbicara dalam public speaking juga berpengaruh dalam proses mengajar. Pitch,
Intonasi, speed, dan jeda tidak hanya berlaku pada penyanyi tapi pada semua
kegiatan yang melibatkan suara. Guru harus tahu suara yang dikeluarkan tidak
terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Naik turunnya nada (intonasi) juga
diperjatikan agar tidak terdengar monoton, jangan terlalu cepat atau lambat dan
jeda yang diambil jangan kelamaan. Semuanya harus tepat untuk membangun suasana
yang dinamis ketika mengajar.
c.
Verbal
Dalam
hal ini adalah pemilihan kata, jangan memakai istilah yang mungkin tidak
diketahui oleh siswa. Hindari kata yang belibet, karena siswa akan bingung
dalam memahaminya.
Berdasarkan
hasil penelitian, dari ketiga point tadi yang paling memberikan efek dalam
berkomunikasi adalah Visual (55%), Vocal (38%), dan Verbal (7%).
2.
Kelola Audiens
Audiens
adalah orang yang kita ajak komunikasi, dalam konteks ini adalah siswa sebagai
sasaran pembelajaran. Siswa sebagai penentu keberhasilan public speaking guru. Ada
3 rumus yang digunakan yaitu Eye contact, Smile, dan Speak. Kontak mata akan
membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa. Siswa merasa diajak bicara
dan diberi perhatian oleh guru. Siswa juga akan lebih memperhatikan guru dan
focus ke pelajaran. Senyum akan memberikan suasana hangat dan semangat sehingga
komunikasi akan terasa efektif.
Untuk
membuat kelas interaktif (baik untuk offline maupun online) guru dapat
melakukan hal – hal sebagai berikut :
a.
Guru jangan monolog, menerangkan boleh tetapi
tidak sepanjang kelas
b.
Berikan pertanyaan supaya siswa bisa menjawab
dan memberi respon
c.
Ajak diskusi
d.
Sesekali berikanlah humor yang relevan atau
ice breaker untuk menghilangkan kebosanan.
3.
Kelola Materi
Untuk menunjang percaya diri, tentu guru harus menguasai materi pelajaran. Agar materi yang disajikan mampu menarik atensi siswa, ada beberapa langkah yang bisa diikuti :
a.
Buatlah
materi yang sistematis, sederhana, dan memakai aturan 3.
- Sistematis
yang artinya ada prolog, misalnya dengan menghubungkan materi dengan kehidupan
sehari – hari atau masa depan, isi, dan yang terakhir penutup bisa berisi
simpulan manfaat yang didapat siswa setelah mempelajari yang diajarkan oleh
guru.
-
Sederhana
Pakailah kata-kata
yang mudah dipahami, atau membuat materi itu direspon cepat oleh siswa.
-
Aturan
3
Materi yang baik adalah materi yang bisa diterima oleh siswa yang harus memuat 3 hal yaitu menarik, mudah diingat, dan kebiasaan.
Dengan penguasaan materi yang baik, guru akan menunjukkan public speaking yang bagus dan tidak gugup. Materi yang dikuasai, maka semua pelajaran akan tersampaikan dengan baik.
b.
Bisa
memakai alat peraga
Guru dapat
memanfaatkan teknologi, melakukan demontrasi, menggunakan power point dengan
slide yang menarik. Di tambah dengan adanya cerita – cerita yang mendukung,
sehingga siswa antusias terhadap materi yang diajarkan.